Banyak alat yang digunakan untuk membantu penghitungan ilmu falak. "Buntet Pesantren sebelumnya alat-alat yang masih manual, dengan menggunakan alat dan istilah klasik. Alat klasik seperti rubu' mujayyab (kuadran), bencet, dan sebagainya." ungkap Kepala MANU Putra, H. Ade M. Nasih, Lc. dalam sambutannya. (27/1)

Hukum belajar ilmu falak adalah fardu kifayah. Oleh karenanya, dalam MANU Putra dipelajari setiap minggunya dalam jurusan syari'ah.



"Dengan pelatihan ilmu falak ini, berharap akan tercapai kaidah fiqh Almuhafadzatu 'alal qadim assalih, wal akhdzubil jadidil ashlah, mempertahankan alat-alat klasik yang baik dan mengambil alat-alat yang baru yang lebih baik.", ujar KH. Wawan Arwani, M.A, dalam sambutannya sebagai Ketua I YLPI Buntet Pesantren.



Sebelumnya, KH. Ahmad Manshur, S.Ag, memebrikan sambutannya sebagai pembimbing Komunitas Falak MANU Putra Buntet Pesantren. Beliau menyinggung Muhammadiyyah yang berbeda dengan ormas islam lain dalam menentukan awal dan akhir bulan Ramadan.


Acara pembukaan dibawakan oleh Kusmawanto, siswwa kelas XII Syariah MANU Putra Buntet Pesantren. Muhammad Syakir Ni'amillah, anggota Komunitas Falak MANU Putra mengisi pembacaan ayat suci Al-Qur'an dan pembacaan salawat.

Hadir dalam pembukaan acara pelatihan falak ini, Kepala-Kepala Madrasah di lingkungan Buntet Pesantren. Tercatat dalam daftar hadir, 35 peserta dari jurusan syariah dan 42 peserta dari jurusan yang lain dan sekolah-sekolah lain.

0 komentar:

Posting Komentar